Vocational Inter-Cultural Camp 2024: Vokasi UM Kenalkan Kota Malang ke Komunitas Internasional

Vocational Inter-Cultural Camp 2024: Vokasi UM Kenalkan Kota Malang ke Komunitas Internasional

MALANG – Rabu (06/11), Fakultas Vokasi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan International Short Course bertajuk “Vocational Inter-Cultural Camp (VICC) 2024.” Mengusung tema *Enriching Perspectives with Local Community*, salah satu kegiatan yang diselenggarakan adalah pengenalan kuliner Indonesia, berlangsung di ruang food lab di lantai 3 Malang Creative Center (MCC). Kursus ini diikuti oleh 18 peserta Internasional dari Malaysia, Filipina, dan Tanzania. VICC sendiri diadakan secara hybrid (kombinasi daring dan luring) dengan total pendaftar melebihi 100 orang.

Dok. Media Production MCC
  Penyelenggaraan VICC 2024 ini merupakan edisi kedua setelah sukses digelar pada tahun sebelumnya. Aulia Azzardina, selaku koordinator kegiatan, menyampaikan bahwa tujuan VICC adalah untuk memperkenalkan Universitas Negeri Malang (UM) dan Kota Malang kepada komunitas Internasional. “Pertama memperkenalkan komunitas Internasional tentang bagaimana Universitas Negeri Malang, Fakultas Vokasi dan bagaimana Kota Malang secara umum. Tujuan yang lain untuk mengambil bagian dari komunitas Internasional untuk dibawa ke UM supaya bisa dikenalkan juga sama mahasiswa-mahasiswa,” ungkapnya.
Dok. Media Production MCC
  Tema Enriching Perspectives with Local Community dipilih guna memberikan kesempatan bagi peserta untuk dapat memahami perbedaan perspektif di Kota Malang dengan cara berinteraksi langsung bersama masyarakat,

  “Kita ingin teman-teman yang ada di lingkungan internasional mengenal tentang bagaimana perbedaan perspektif di Kota Malang dengan bersinggungan langsung bersama UMKM, bersama orang-orang di Kayutangan, termasuk kita kenalkan ke MCC,” jelas Aulia.

  Dosen Vokasi UM tersebut mengatakan, SDGs pada kegiatan ini berkaitan dengan inklusivitas dan pendidikan. Meski tidak secara langsung diimplementasikan dalam proyek, nilai-nilai tersebut diintegrasikan dalam setiap kursus yang diselenggarakan, “Secara spesifik, SDGs yang paling berdekatan dengan kita berhubungan dengan inklusivitas dan pendidikan. Tapi kali ini kita tidak melibatkan langsung untuk project kayak pengelolaan sampah atau daur ulang, tapi nilai-nilai SDGs-nya yang kita embed ke setiap courses yang kita adain,” ujar Aulia. (Syi/Aur).

Add a Comment

Your email address will not be published.