SIMPUL: Malang Creative Center Gelar Pertemuan Perdana Komunitas Sineas Mahasiswa Malang Raya
MALANG – Malang Creative Center (MCC) menjadi tempat berkumpulnya para sineas mahasiswa dalam acara “Sineas Malang Berkumpul” (SIMPUL) yang diadakan pada Jumat, 31 Mei 2024, pukul 12.00 – 19.00 WIB di Amphitheater 1, lantai 5. Acara ini merupakan pertemuan pertama komunitas film mahasiswa dari berbagai universitas dan institut di Malang dan Jombang, dengan tujuan membangun ekosistem perfilman yang berkembang.
Acara yang berlangsung dari siang hingga malam tersebut menampilkan serangkaian kegiatan, termasuk presentasi film oleh masing-masing komunitas, diikuti dengan pemutaran film yang telah dipresentasikan. Acara ditutup dengan diskusi bersama mengenai film-film yang telah diputar, menambah rasa ‘persaudaraan tanpa batas’ sesuai tema acara.
Raditya Bhanu Aryasatya, penyelenggara acara, menjelaskan bahwa tujuan dari SIMPUL adalah untuk memperkenalkan dan mempererat hubungan antara komunitas film di Malang dan Jombang. Ia menekankan bahwa acara ini, yang pertama kali dihadiri oleh organisasinya, bertujuan untuk menjaring informasi tentang kegiatan perfilman di komunitas masing-masing. “Seiring kemajuan industri film, film tidak hanya membutuhkan pembuat dan karya, tetapi juga ekosistem yang mendukung. Ekosistem ini melibatkan jaringan pekerja dan pegiat film yang saling mendukung dan berkolaborasi, menciptakan lingkungan dinamis untuk pengembangan film,” jelasnya.
“Unit kegiatan mahasiswa (UKM) adalah organisasi yang menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat dan bakat mereka. Dalam konteks ini, beberapa UKM dari berbagai universitas di Malang dan Jombang berkumpul dalam acara SIMPUL untuk membahas masa depan perfilman dan memperkuat jaringan mereka.
Acara yang berlangsung dari siang hingga malam tersebut menampilkan serangkaian kegiatan, termasuk presentasi film oleh masing-masing komunitas, diikuti dengan pemutaran film yang telah dipresentasikan. Acara ditutup dengan diskusi bersama mengenai film-film yang telah diputar, menambah rasa ‘persaudaraan tanpa batas’ sesuai tema acara.
Raditya Bhanu Aryasatya, penyelenggara acara, menjelaskan bahwa tujuan dari SIMPUL adalah untuk memperkenalkan dan mempererat hubungan antara komunitas film di Malang dan Jombang. Ia menekankan bahwa acara ini, yang pertama kali dihadiri oleh organisasinya, bertujuan untuk menjaring informasi tentang kegiatan perfilman di komunitas masing-masing. “Seiring kemajuan industri film, film tidak hanya membutuhkan pembuat dan karya, tetapi juga ekosistem yang mendukung. Ekosistem ini melibatkan jaringan pekerja dan pegiat film yang saling mendukung dan berkolaborasi, menciptakan lingkungan dinamis untuk pengembangan film,” jelasnya.
“Unit kegiatan mahasiswa (UKM) adalah organisasi yang menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat dan bakat mereka. Dalam konteks ini, beberapa UKM dari berbagai universitas di Malang dan Jombang berkumpul dalam acara SIMPUL untuk membahas masa depan perfilman dan memperkuat jaringan mereka.
Tujuannya adalah menghidupkan kembali ekosistem perfilman melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan, yang pada akhirnya berkontribusi pada perkembangan industri film di Indonesia,” lanjutnya.
Menurut penyelenggara acara, kegiatan ini tidak memiliki fokus utama pembahasan. Sehingga mereka lebih bebas untuk berbagi ide dan ilmu satu sama lain tanpa harus dibatasi suatu topik.
“Kami tidak memiliki tema khusus untuk film di acara ini, karena fokus kami bukan pada isi film yang dipresentasikan, tetapi pada menampilkan karya kami masing-masing dan belajar dari satu sama lain,” jelas Raditya.
Raditya juga menambahkan bahwa acara yang berlangsung di MCC berjalan dengan lancar. Menurutnya, MCC merupakan tempat yang sangat bagus karena tidak memungut biaya dalam penyelenggaraan acara.
“MCC ini sangat bagus, keren, juga tidak ada pemungutan biaya. Saya harap kedepannya MCC bisa menjadi wadah kolaborasi bagi para pecinta film di Malang,” tambahnya.
Acara SIMPUL ini menjadi langkah penting dalam menghubungkan sineas mahasiswa di Malang dan Jombang, menciptakan lingkungan kolaboratif yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan industri film lokal. Melalui acara seperti ini, MCC terus mendukung dan memupuk kreativitas serta inovasi di Malang, menjadikan kota ini sebagai pusat seni dan budaya di wilayah tersebut. (Tan/Aur).
Menurut penyelenggara acara, kegiatan ini tidak memiliki fokus utama pembahasan. Sehingga mereka lebih bebas untuk berbagi ide dan ilmu satu sama lain tanpa harus dibatasi suatu topik.
“Kami tidak memiliki tema khusus untuk film di acara ini, karena fokus kami bukan pada isi film yang dipresentasikan, tetapi pada menampilkan karya kami masing-masing dan belajar dari satu sama lain,” jelas Raditya.
Raditya juga menambahkan bahwa acara yang berlangsung di MCC berjalan dengan lancar. Menurutnya, MCC merupakan tempat yang sangat bagus karena tidak memungut biaya dalam penyelenggaraan acara.
“MCC ini sangat bagus, keren, juga tidak ada pemungutan biaya. Saya harap kedepannya MCC bisa menjadi wadah kolaborasi bagi para pecinta film di Malang,” tambahnya.
Acara SIMPUL ini menjadi langkah penting dalam menghubungkan sineas mahasiswa di Malang dan Jombang, menciptakan lingkungan kolaboratif yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan industri film lokal. Melalui acara seperti ini, MCC terus mendukung dan memupuk kreativitas serta inovasi di Malang, menjadikan kota ini sebagai pusat seni dan budaya di wilayah tersebut. (Tan/Aur).
[English Version]
SIMPUL: Malang Creative Center Hosts the First Gathering of the Greater Malang Student Filmmakers Community
MALANG – Malang Creative Center (MCC) became a gathering place for student filmmakers in the “Sineas Malang Berkumpul” (SIMPUL) event held on Friday, May 31, 2024, at 12.00 – 19.00 WIB in Amphitheater 1, 5th floor. This event was the first meeting of student film communities from various universities and institutes in Malang and Jombang to build a thriving film ecosystem.
The event lasted from noon to night and featured a series of activities, including film presentations by each community, followed by screenings of the presented films. The event concluded with a discussion about the screened films, enhancing the sense of ‘boundless brotherhood’ as per the event’s theme.
Raditya Bhanu Aryasatya, the event organizer, explained that SIMPUL aims to introduce and strengthen relationships between film communities in Malang and Jombang. He emphasized that his organization attended this event for the first time, which aims to gather information about filmmaking activities within each community.
“As the film industry progresses, films need not only creators and works but also a supportive ecosystem. This ecosystem involves a network of film workers and enthusiasts who support and collaborate with each other, creating a dynamic environment for film development,” he explained.
“Student activity units (UKM) are organizations that provide space for students to channel their interests and talents. In this context, several UKMs from various universities in Malang and Jombang gathered at the SIMPUL event to discuss the future of filmmaking and strengthen their network. The goal is to revive the film ecosystem through collaboration and knowledge sharing, ultimately contributing to the development of the film industry in Indonesia,” he continued.
The event lasted from noon to night and featured a series of activities, including film presentations by each community, followed by screenings of the presented films. The event concluded with a discussion about the screened films, enhancing the sense of ‘boundless brotherhood’ as per the event’s theme.
Raditya Bhanu Aryasatya, the event organizer, explained that SIMPUL aims to introduce and strengthen relationships between film communities in Malang and Jombang. He emphasized that his organization attended this event for the first time, which aims to gather information about filmmaking activities within each community.
“As the film industry progresses, films need not only creators and works but also a supportive ecosystem. This ecosystem involves a network of film workers and enthusiasts who support and collaborate with each other, creating a dynamic environment for film development,” he explained.
“Student activity units (UKM) are organizations that provide space for students to channel their interests and talents. In this context, several UKMs from various universities in Malang and Jombang gathered at the SIMPUL event to discuss the future of filmmaking and strengthen their network. The goal is to revive the film ecosystem through collaboration and knowledge sharing, ultimately contributing to the development of the film industry in Indonesia,” he continued.
According to the event organizers, this activity does not have a main focus of the discussion, so they are free to share ideas and knowledge with each other without being limited by a specific topic.
“We didn’t have a specific theme for the films at this event, as our focus wasn’t on the content of the films presented, but on showcasing our respective works and learning from each other,” Raditya explained.
Raditya also added that the event at MCC went smoothly. He noted that MCC is an excellent place because it does not charge any fees for organizing the event.
“MCC is very good, cool, and there is no charge. I hope that MCC can become a collaborative forum for film enthusiasts in Malang in the future,” he added.
The SIMPUL event represents an important step in connecting student filmmakers in Malang and Jombang, creating a collaborative environment essential for the growth and development of the local film industry. Through events like this, MCC continues to support and nurture creativity and innovation in Malang, positioning the city as a center of arts and culture in the region. (Tan/Aur).
“We didn’t have a specific theme for the films at this event, as our focus wasn’t on the content of the films presented, but on showcasing our respective works and learning from each other,” Raditya explained.
Raditya also added that the event at MCC went smoothly. He noted that MCC is an excellent place because it does not charge any fees for organizing the event.
“MCC is very good, cool, and there is no charge. I hope that MCC can become a collaborative forum for film enthusiasts in Malang in the future,” he added.
The SIMPUL event represents an important step in connecting student filmmakers in Malang and Jombang, creating a collaborative environment essential for the growth and development of the local film industry. Through events like this, MCC continues to support and nurture creativity and innovation in Malang, positioning the city as a center of arts and culture in the region. (Tan/Aur).