
Sejarah, Sastra, dan Identitas: Bumilorosae Resmi Diluncurkan di Malang Creative Center
MALANG – Malang Creative Center (MCC) kembali menjadi saksi lahirnya karya sastra dengan diselenggarakannya launching novel “Bumilorosae” karya Wahyuni Refi. Acara ini berlangsung di Amphitheater 2, Lantai 5, MCC, mulai pukul 08:00 hingga 13:00 WIB, dan terbuka untuk umum dengan kuota peserta sebanyak 100 orang.

Novel “Bumilorosae” mengisahkan pengalaman penulis dalam melihat aspek kemanusiaan yang terjalin antara kaum muda Indonesia dan Timor Leste pasca-Referendum 1999. Dengan latar sejarah yang kuat, novel ini menekankan semangat rekonsiliasi, persaudaraan, dan persahabatan antara kedua bangsa yang pernah berada dalam satu naungan negara.
Baskoro, General Manager Widyaiswara Pustaka, menyampaikan bahwa acara ini telah direncanakan cukup lama. Sebelumnya, novel “Bumilorosae” telah terlebih dahulu diluncurkan di Jakarta, dan kini giliran Malang menjadi salah satu kota yang dipilih untuk perhelatan serupa. “Kami memang berencana untuk melakukan peluncuran di beberapa kota lain selain Jakarta,” ujar Baskoro.
Baskoro, General Manager Widyaiswara Pustaka, menyampaikan bahwa acara ini telah direncanakan cukup lama. Sebelumnya, novel “Bumilorosae” telah terlebih dahulu diluncurkan di Jakarta, dan kini giliran Malang menjadi salah satu kota yang dipilih untuk perhelatan serupa. “Kami memang berencana untuk melakukan peluncuran di beberapa kota lain selain Jakarta,” ujar Baskoro.
Baskoro juga menjelaskan sedikit tentang isi novel ini, yang berlatar sejarah integrasi Timor Leste ke Indonesia pada tahun 1975 hingga 1999. “Kisah dalam novel ini mengikuti perjalanan tiga pemuda yang berusaha mencari jati diri mereka, karena mereka adalah korban perang yang harus menemukan identitasnya. Salah satu tokohnya merupakan anak Timor Leste yang dirawat oleh petinggi Angkatan Darat pada waktu itu,” tambahnya.
Acara ini turut dihadiri oleh komunitas sastra dari berbagai daerah di Malang serta para mahasiswa. Menurut Baskoro, keterlibatan mahasiswa sangat penting dalam acara ini karena Malang memiliki ikatan sejarah yang erat dengan pergerakan mahasiswa Timor Leste. “Malang dulu menjadi basis perlawanan mahasiswa Timor Leste dalam menuntut kemerdekaan negaranya. Banyak tokoh pergerakan Timor Leste yang lahir dan besar dalam iklim kependidikan akademik di Malang,” jelasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh komunitas sastra dari berbagai daerah di Malang serta para mahasiswa. Menurut Baskoro, keterlibatan mahasiswa sangat penting dalam acara ini karena Malang memiliki ikatan sejarah yang erat dengan pergerakan mahasiswa Timor Leste. “Malang dulu menjadi basis perlawanan mahasiswa Timor Leste dalam menuntut kemerdekaan negaranya. Banyak tokoh pergerakan Timor Leste yang lahir dan besar dalam iklim kependidikan akademik di Malang,” jelasnya.

Salah satu tokoh yang disebutnya adalah Mariano Sabino Lopes, Wakil Perdana Menteri Timor Leste saat ini, yang merupakan lulusan Universitas Brawijaya. Selain itu, banyak tokoh pergerakan lainnya yang juga berasal dari berbagai kampus di Malang.
Baskoro juga mengungkapkan kesan positifnya terhadap Malang Creative Center. “MCC luar biasa. Ini mungkin satu-satunya gedung kesenian dan kreativitas yang gratis dengan pelayanan sangat baik serta fasilitas yang memadai. Tempat ini ideal bagi siapa saja yang ingin berkarya dan berkolaborasi dalam berbagai bentuk seni,” tutupnya.
Peluncuran novel “Bumilorosae” di Malang Creative Center menjadi momentum penting dalam memperkuat ikatan budaya dan sejarah antara Indonesia dan Timor Leste. Dengan antusiasme tinggi dari peserta, acara ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memahami sejarah dan nilai-nilai kemanusiaan melalui sastra. (Dar/Aur).
Baskoro juga mengungkapkan kesan positifnya terhadap Malang Creative Center. “MCC luar biasa. Ini mungkin satu-satunya gedung kesenian dan kreativitas yang gratis dengan pelayanan sangat baik serta fasilitas yang memadai. Tempat ini ideal bagi siapa saja yang ingin berkarya dan berkolaborasi dalam berbagai bentuk seni,” tutupnya.
Peluncuran novel “Bumilorosae” di Malang Creative Center menjadi momentum penting dalam memperkuat ikatan budaya dan sejarah antara Indonesia dan Timor Leste. Dengan antusiasme tinggi dari peserta, acara ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memahami sejarah dan nilai-nilai kemanusiaan melalui sastra. (Dar/Aur).