Meningkatkan Kesadaran tentang Bahasa Isyarat dalam Acara Titik Isyarat di MCC

Meningkatkan Kesadaran tentang Bahasa Isyarat dalam Acara Titik Isyarat di MCC

MALANG – Titik Isyarat by Omah Gembira kembali menggelar acara pada 21 September 2024, bertempat di Malang Creative Center (MCC). Sebagian besar peserta acara ini adalah mahasiswa dari berbagai kampus di Malang Raya, yang menunjukkan minat tinggi dan kepedulian mereka terhadap pentingnya bahasa isyarat serta budaya Tuli.

Dok. Komunitas Omah Gembira
  Adis, selaku Ketua Pelaksana, menekankan bahwa bahasa isyarat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. Banyak orang masih belum menguasai bahasa isyarat, sehingga menghadapi kendala dalam berkomunikasi dengan penyandang Tuli. Oleh karena itu, Titik Isyarat bertujuan untuk menyebarkan kesadaran ini kepada masyarakat luas.

  “Karena tidak semua orang bisa bahasa isyarat jadi kita punya keterbatasan dalam berkomunikasi dengan teman-teman Tuli. Disitu kita sadar ternyata bahasa isyarat sepenting ini. Jadi kita pengen membagikannya ke masyarakat luas supaya kita bisa mewujudkan lingkungan inklusif” ungkap Adis

  Lala, seorang guru Tuli yang juga berperan sebagai pemateri pada acara tersebut, membawakan materi yang mencakup Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) dari A-Z, budaya Tuli, kesadaran tentang Tuli (deaf awareness), serta bedah film-film yang mengandung unsur budaya Tuli.
Dok. Komunitas Omah Gembira
  Lala memiliki pengalaman sebelumnya di MCC, termasuk saat ia mengikuti pelatihan content creator khusus untuk komunitas Tuli selama satu bulan. Dari segi aksesibilitas, Lala mengapresiasi fasilitas di MCC yang dinilainya sudah cukup inklusif, dengan adanya tanda-tanda petunjuk yang memudahkan, seperti arah menuju toilet dan fasilitas lainnya.

  “Dari segi aksesibilitas, fasilitas di gedung MCC sudah cukup inklusif. Bisa dibuktikan dengan adanya tulisan seperti petunjuk arah toilet dan sebagainya. Kebetulan saya sudah pernah ikut pelatihan content creator khusus Tuli selama satu bulan di MCC” pungkasnya. 

  Selain sebagai ibu rumah tangga dan content creator, Lala merasa senang bisa berbagi ilmu dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahasa isyarat. Menurutnya, bahasa isyarat adalah keterampilan penting yang perlu dipelajari agar masyarakat lebih inklusif terhadap komunitas Tuli.

  “Saya sangat senang bisa bagi berbagi ilmu tentang bahasa isyarat ke masyarakat luas. Jadi kesadaran teman-teman akan semakin tinggi tentang bahasa isyarat. Saya harap semua orang paham bahwa bahasa isyarat itu penting untuk pelajari,” ungkap Lala. (De/Aur).

Add a Comment

Your email address will not be published.