Ini Fakta E-Commerce Tiktok Shop Ditutup
MALANG – Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara bagi TikTok, dan merupakan pasar terbesar kedua di seluruh dunia dengan jumlah pengguna mencapai 125 juta, setelah Amerika Serikat. Salah satu inisiatif terbaru dari platform media sosial tersebut adalah TikTok Shop, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Namun, saat ini Indonesia telah mengambil langkah pertama dalam memblokir beberapa fitur TikTok.
Dilansir melalui CNBC, Presiden Jokowi menyatakan bahwa masuknya platform sejenis itu telah berdampak negatif terhadap penjualan bisnis dalam negeri dengan menyebabkan banjirnya produk impor di pasar. Pada bulan September 2023, media melaporkan penurunan yang signifikan dalam lalu lintas pejalan kaki di Pasar Tanah Abang. Hal ini telah mengakibatkan penurunan penjualan yang besar, menghadapkan para pedagang pada tantangan finansial. Ketakutan yang serupa juga muncul di pasar lain di Indonesia, seperti Pasar Andir di Bandung, Jawa Barat.
Pada tanggal 26 September, Menteri Perdagangan Hasan secara resmi mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 yang berfokus pada izin usaha, periklanan, bimbingan, dan pengawasan penyelenggara perdagangan elektronik di Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan dukungan dan pemberdayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia, serta perusahaan perdagangan elektronik dalam negeri, sambil mendorong pertumbuhan perdagangan elektronik dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang cepat.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis pada 3 Oktober, Tiktok menegaskan komitmennya untuk mematuhi hukum dan peraturan setempat, termasuk peraturan baru. Karena TikTok hanya memiliki izin hukum untuk beroperasi sebagai platform media sosial di Indonesia dan bukan sebagai platform e-commerce. TikTok mengikuti regulasi tersebut dengan menghentikan akses ke fitur e-commerce TikTok Shop di Indonesia, yang berlaku efektif mulai pukul 17.00 waktu Jakarta pada tanggal 4 Oktober. (Aur/Pik).