
Empower Academy Adakan Dessert Class Bagi Disabilitas
MALANG – Empower Academy kembali menghadirkan program inspiratif dengan mengadakan Dessert Class bagi teman-teman disabilitas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kuliner praktis yang dapat menjadi peluang usaha mandiri. Pada kesempatan ini, Nashrin Sabila Maimun, pengusaha dessert asal Malang sekaligus pemilik ButtersBatter, berbagi ilmu dalam praktik pembuatan Tiramisu Cake.

Melalui program ini, Empower Academy berupaya mendorong kemandirian ekonomi bagi teman-teman disabilitas. Selain mengatasi tantangan ekonomi, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri serta membangun kebanggaan atas hasil karya mereka sendiri. Dengan akses dan peluang yang tepat, setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang dan bersaing di dunia usaha.
Empower Academy merupakan program inkubasi bisnis yang diinisiasi oleh Bangun Bangsa. Program ini bertujuan untuk memberdayakan penyandang disabilitas dan komunitas marginal dengan keterampilan bisnis hingga mencapai kemandirian finansial.
Empower Academy merupakan program inkubasi bisnis yang diinisiasi oleh Bangun Bangsa. Program ini bertujuan untuk memberdayakan penyandang disabilitas dan komunitas marginal dengan keterampilan bisnis hingga mencapai kemandirian finansial.
Dalam rangka mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas, Empower Academy menggelar sesi praktik pembuatan Tiramisu Cake. Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta, yang mengikuti setiap tahapan mulai dari persiapan bahan hingga teknik menghias kue dengan penuh semangat. Selain praktik langsung, peserta juga mendapatkan resep lengkap yang mudah diikuti.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali peserta dengan keterampilan yang dapat diterapkan untuk memulai usaha kecil di bidang kuliner. Dengan kemampuan membuat Tiramisu Cake yang memiliki nilai jual tinggi, peserta diharapkan mampu membangun bisnis rumahan dengan modal yang relatif terjangkau. Selain itu, peserta juga mendapatkan wawasan tentang pengelolaan bisnis agar dapat lebih mandiri secara finansial.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali peserta dengan keterampilan yang dapat diterapkan untuk memulai usaha kecil di bidang kuliner. Dengan kemampuan membuat Tiramisu Cake yang memiliki nilai jual tinggi, peserta diharapkan mampu membangun bisnis rumahan dengan modal yang relatif terjangkau. Selain itu, peserta juga mendapatkan wawasan tentang pengelolaan bisnis agar dapat lebih mandiri secara finansial.

“Kegiatan ini hadir untuk membantu para penyandang disabilitas atau komunitas yang terpinggirkan dalam meningkatkan keterampilan bisnis mereka melalui pelatihan dan program pendampingan bisnis serta digitalisasi,” ujar CEO Ngalup.co, Andina Paramitha.
Program ini berlangsung selama delapan bulan dan melibatkan 24 penyandang disabilitas dari Komunitas Linksos. Peserta yang tergabung dalam program ini terdiri dari mereka yang sudah memiliki bisnis maupun yang baru ingin memulai usaha.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, teman-teman disabilitas bisa meningkatkan keterampilan bisnis mereka. Dengan begitu, mereka dapat berkontribusi secara unik, tidak hanya bagi organisasi tetapi juga bagi perkembangan sosial dan teknologi secara keseluruhan,” tambah Andina.
Dian Widyanarti, Penanggung Jawab Bangun Bangsa, menegaskan bahwa Empower Academy berkomitmen untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas dan inklusif. Sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), Khususnya konsep ‘No One Left Behind’, program ini diharapkan mampu memberdayakan kelompok penyandang disabilitas agar lebih mandiri.
“Kami juga mengajak para pemangku kepentingan di luar sana untuk berkolaborasi dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif,” ujarnya. Pendiri Linksos, Ken Kerta, Menambahkan bahwa kegiatan ini dapat membangun stigma positif di masyarakat terkait pemberdayaan disabilitas. Menurutnya, individu dengan disabilitas memiliki potensi luar biasa yang layak untuk didukung. “Ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi, sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan,” tandasnya. Empower Academy terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berdampak nyata bagi para pesertanya. Program ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada penguatan mental dan ekonomi para peserta agar mereka dapat lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya. (Am).
Program ini berlangsung selama delapan bulan dan melibatkan 24 penyandang disabilitas dari Komunitas Linksos. Peserta yang tergabung dalam program ini terdiri dari mereka yang sudah memiliki bisnis maupun yang baru ingin memulai usaha.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, teman-teman disabilitas bisa meningkatkan keterampilan bisnis mereka. Dengan begitu, mereka dapat berkontribusi secara unik, tidak hanya bagi organisasi tetapi juga bagi perkembangan sosial dan teknologi secara keseluruhan,” tambah Andina.
Dian Widyanarti, Penanggung Jawab Bangun Bangsa, menegaskan bahwa Empower Academy berkomitmen untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas dan inklusif. Sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), Khususnya konsep ‘No One Left Behind’, program ini diharapkan mampu memberdayakan kelompok penyandang disabilitas agar lebih mandiri.
“Kami juga mengajak para pemangku kepentingan di luar sana untuk berkolaborasi dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif,” ujarnya. Pendiri Linksos, Ken Kerta, Menambahkan bahwa kegiatan ini dapat membangun stigma positif di masyarakat terkait pemberdayaan disabilitas. Menurutnya, individu dengan disabilitas memiliki potensi luar biasa yang layak untuk didukung. “Ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi, sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan,” tandasnya. Empower Academy terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berdampak nyata bagi para pesertanya. Program ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada penguatan mental dan ekonomi para peserta agar mereka dapat lebih percaya diri dalam mengembangkan usahanya. (Am).