Tour Is Me 2024: Soroti Pentingnya Pariwisata Berkelanjutan dan Kesadaran Lingkungan

Tour Is Me 2024: Soroti Pentingnya Pariwisata Berkelanjutan dan Kesadaran Lingkungan

MALANG – Politeknik Negeri Malang melalui Program Studi D-IV Usaha Perjalanan Wisata gelar talkshow bertajuk “Tour Is Me 2024”. Menghadirkan tema Pariwisata Berkelanjutan, Gilang Ahmad Fauzi, seorang praktisi profesional di bidang sustainable tourism bersertifikasi BNSP sekaligus Founder dan CEO TRAVELXISM, hadir sebagai narasumber memberikan wawasan mendalam tentang praktik pariwisata ramah lingkungan. Digelar di ruang amphitheater 2, lantai 5, Malang Creative Center (MCC), acara tersebut dihadiri 82 peserta dari Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Merdeka, SMK Negeri 1 & 2 Kota Malang, serta masyarakat umum.

Dok. Media Production MCC
  Muhammad Ferdian selaku ketua pelaksana acara menyampaikan, tujuan utama dari talkshow “Tour is Me”, yaitu memberikan dampak positif kepada masyarakat umum dan calon pelaku wisata, “Tujuan diadakan talkshow “tour is me” ini sebenarnya kita ingin memberikan banyak impact ke masyarakat umum dan juga calon-calon pelaku wisata”, ungkapnya.

  Mahasiswa Politeknik Negeri Malang tersebut pun ingin menekankan pentingnya kesadaran akan dampak lingkungan dari pariwisata, di samping dampak ekonominya yang sering menjadi fokus utama, “Kita ingin orang-orang melek bukan cuma soal dampak ekonomi dari pariwisata aja, tapi ada dampak lingkungannya juga. Dampak lingkungannya ini yang juga harus kita perhatikan” jelas Ferdian.
Dok. Media Production MCC
  Dalam sesi talkshow, Gilang Ahmad Fauzi menjelaskan tentang 5 elemen penting yang terdapat pada penerapan pariwisata berkelanjutan, yaitu people, planet, prosperity, peace dan partnership. Kelima konsep tersebut dinilai penting untuk  diterapkan guna mendukung sektor pariwisata yang berkelanjutan.

  Gilang juga menyebutkan, terdapat beberapa alasan mengapa penerapan pariwisata berkelanjutan di Indonesia masih belum  maksimal. Di antaranya, karena belum banyak masyarakat yang mengetahui konsep pariwisata berkelanjutan, biaya yang dikeluarkan lebih besar, penerapannya lebih sulit dan lain-lain. (Syi/Aur).

Add a Comment

Your email address will not be published.